Lembaga Analis dan Konsultan Politik Indonesia, Centre for Indonesia Strategic Actions (CISA) meluncurkan hasil surveinya yang bertajuk ‘Potret Kondisi Sosial dan Konfigurasi Politik tahun 2024’.
Hasil survei tersebut merupakan review termin kedua survei berkala yang telah dilakukan sebelumnya pada Februari 2021.

Hasil survei CISA yang dimulai sejak 27 Mei hingga 1 Juni 2021 yang menyasar 1.600 responden di 34 provinsi secara proporsional melalui penarikan sampel dengan menggunakan metode multistage random sampling didapatkan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia merasakan puas terhadap kinerja pemerintah Jokowi dan Ma’ruf Amin.

Kinerja Jokowi dan Ma’aruf Amin cukup diapresiasi masyarakat, sehingga kepuasan publik mencapai 61,32 persen meskipun ada 25,77 persen masyarakat yang menganggap kinerja belum memuaskan.

Demikian disampaikan Direktur Eksekutif CISA Herry Mendrofa melalui siaran persnya, Kamis (3/6/2021).

Secara umum masyarakat Indonesia menganggap pemerintah unggul di beberapa sektor, seperti infrastruktur dan tata ruang wilayah, pelayanan publik dan birokrasi, pendidikan, dan sumber daya manusia serta sektor energi dan sumber daya alam.

Dikatakan, publik menganggap bahwa pemerintah mampu mengoptimalisasi sektor infrastruktur dan tata ruang wilayah yang mencapai 45,52 persen, kemudian sektor pelayanan publik dan reformasi birokrasi sebesar 23,51 persen, di sektor pendidikan dan sumber daya manusia mendapatkan 22,91 persen serta persoalan energi dan sumber daya alam yang mendapat 8,06 persen kepuasan publik.

Herry menyebutkan bahwa sebagian masyarakat Indonesia menyoroti beberapa sektor yang dianggap belum mampu dioptimalkan pemerintahan Jokowi.

Yang dianggap kelemahan pemerintah hari ini adalah perekonomian dan industri yang mendapatkan 30,52 persen, komitmen terhadap anti korupsi yang mencapai 22,35 persen.

Kemudian, sektor kesejahteraan sosial dan pengentasan kemiskinan sebesar 18,06 persen serta persoalan perikanan dan kelautan yang mendapatkan 9,51 persen ketidakpuasan publik.

Seperti sebelumnya, temuan survei CISA, Anies Baswedan yang merupakan Gubernur DKI Jakarta berada di posisi teratas dengan raihan 19,20 persen. Kemudian disusul Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang mendapatkan 15,51 persen serta ditempel ketat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, yang mendapatkan 15,33 persen. Sedangkan Prabowo Subianto hanya mendapatkan 10,26 persen.

Survei CISA yang margin of errornya mencapai 2,85 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen memunculkan nama Menteri BUMN Erick Tohir dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil serta Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Andika Perkasa di bursa kepemimpinan nasional 2024 mendatang.

Secara on the spot Menteri BUMN Erick Tohir mampu mendulang 9,76 persen dan mengungguli Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang mendapatkan 7,55 persen serta KSAD Jenderal (TNI) Andika Perkasa sebesar 7,15 persen.

Di posisi terbawah hasil Survei CISA menempatkan Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto, kemudian Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka serta Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

Airlangga Hartarto mendapatkan 3,47 persen. Meskipun demikian, nama Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka sebanyak 2,43 persen dan mengungguli Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa 1,35 persen sedangan 7,99 persen masyarakat belum menentukan sikapnya.

Herry menambahkan bahwa survei elektabilitas tokoh tersebut selain melakukan uji validitas melalui kegiatan recheck dan reconfirm terhadap 20 persen keseluruhan data pada 1.600 responden juga melakukan uji kembali secara khusus terhadap elektabilitas 5 tokoh yang berada di posisi lima besar tertinggi elektabiitasnya pada 5 provinsi yang persebaran komposisi sampel respondennya terbesar.

Sementara itu, untuk elektabilitas partai politik jika Pemilihan Legislatif dilakukan hari ini, maka PDI-Perjuangan berhasil mengungguli parpol lainnya kemudian disusul Partai Demokrat yang menunjukkan peningkatan elektabilitasnya serta Partai Golkar dan Partai Kebangkitan Bangsa.

PDI-Perjuangan berhasil meraih 18,91 persen kemudian di posisi kedua ada Partai Demokat yang menunjukkan eskalasi keterpilihan di angka 13,22 persen yang disusul Partai Golkar sebesar 11,65 persen serta Partai Kebangkitan Bangsa mendapatkan 11,20 persen.

Herry menyampaikan bahwa Survei yang melakukan wawancara langsung dengan menerapkan protokol kesehatan antara surveyor dan responden menempatkan Partai Gerindra dan Partai Nasdem keluar dari 5 besar serta adanya penguatan elektabilitas Partai Keadilan Sejahtera yang membuat PAN dan PPP harus berada di posisi terakhir.

Partai Gerindra dan Partai Nasdem keluar dari 5 besar. Partai Gerindra mendapatkan 10,36 persen, sedangkan PKS kembali menguat di 9,33 persen serta Partai Nasdem harus puas karena hanya mendapatkan 6,43 persen. Di PAN yang mendapat 3,35 persen dan PPP sebesar 2,88 persen.

“Namun, masih terdapat 12,67 persen masyarakat yang belum menentukan sikap. Hal ini bisa digarap semua parpol, termasuk non DPR-RI,” pungkas Herry. (t7/ist)

sumber: tangerang7.com